DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. i
BAB I………………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan……………………………………………………………………… 1
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………… 1
BAB II……………………………………………………………………………… 2
2.1 Definisi Interaksi…………………………………………………………… 2
2.2 Sumber Interaksi Sosial……………………………………………………. 3
2.3 Syarat
Interaksi Sosial……………………………………………………… 3
2.4
Persepsi
Sosial………………………………………………………………. 3
2.5 Kecerdasan
Interpersonal …………………………………………………. 4
2.6
Daya
Tarik Interpersonal…………………………………………………... 4
2.7
Sikap
dan Prasangka………………………………………………………... 5
BAB III………………………………………………………………………………. 7
3.1
kesimpulan………………………………………………………………….. 7
3.2
Saran………………………………………………………………………… 7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interaksi sosial
merupakan salah satu pembahasan yang sangat menarik untuk dibahas, diteliti,
dan sekaligus dikembangkan tiap-tiap teorinya. Mengapa? Karena pada dasarnya
manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat terlepas satu sama lain dan
saling melengkapi. Karena manusia merupakan makhluk sosial karenanya manusia
berinteraksi, melakukan hubungan timbal balik sehingga dapat saling melengkapi
satu sama lainnya.
Namun yang sangat disayangkan, masyarakat
belum sepenuhnya tau apa itu interaksi sosial, bagaimana berinteraksi agar
dapat menghasilkan masyarakat yang penuh damai dan nilai-nilai norma yang ada. Selain
itu factor budaya dan lingkungan sangat mempengaruhi cara berinteraksi
seseorang.
1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar makalah ini bisa
membuka wawasan pembaca sebagai mahasiswa dalam berinteraksi dengan
sesama teman, kakak kelas, dosen, bahkan masyarakat. Selain
ini kita sebagai makhluk social harus pandai dalam berinteraksi karena pada
dasarnya kita tidak dapat hidup tanpa orang lain.
1.3
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang
dimaksud dengan interaksi social?
2. Apa saja
jenis dari interaksi social?
3. Apa
syarat dan tahapan interaksi?
4. Bangaimana
persepsi social terhadap interaksi?
5. Bangaimana
daya tarik interpersonal?
6. Apa yang
dimaksud dengan sikap dan prasangka?
BAB
II
ISI
2.1 Definisi
Interaksi
Interaksi adalah
suatu jenis tindakan atau aksi yang
terjadi sewaktu dua atau lebih objek memengaruhi atau memiliki efek satu
sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan
dari hubungan satu arah pada sebab akibat.
Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru
yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki
makna yang berbeda.
Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan
menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Menurut Shaw, interaksi
sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang
menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-
masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan
oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial
sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua
orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain
atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap
orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
Pengertian Interaksi sosial menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) merupakan suatu hubungan antara dua orang
atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau
mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
Pengertian Interaksi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya
memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi
hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling
mempengaruhi.
2.2 Sumber Interaksi Sosial
Sumber Interaksi
Sosial adalah Proses interaksi sosial yang
terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati.
1.
Imitasi
merupakan suatu
tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku dan
penampilan fisik seseorang.
2.
Sugesti
merupakan rangsangan,
pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sehingga ia
melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir rasional.
3.
Simpati
merupakan suatu sikap
seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain karena penampilan,kebijaksanaan
atau pola pikirnya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang
menaruh simpati.
4.
Identifikasi
merupakan keinginan
sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru (idolanya)
5.
Empati merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang
dialami oleh orang lain.
Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang lain.
Jika proses interaksi sosial tidak terjadi secara maksimal akan menyebabkan
terjadinya kehidupan yang terasing. Faktor yang menyebabkan kehidupan terasing
misalnya sengaja dikucilkan dari lingkungannya, mengalami cacat, pengaruh
perbedaan ras dan perbedaan budaya.
2.3
Syarat Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial terdiri atas kontak sosial dan komunikasi
sosial. Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik. Dengan perkembangan
tehnologi manusia dapat berhubungan tanpa bersentuhan, misalnya melalui
telepon, telegrap dan lain-lain. Komunikasi dapat diartikan jika seseorang
dapat memberi arti pada perilaku orang lain atau perasaan-perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut.
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga
tahap tersebut adalah sebagai berikut.
· Encoding
Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan
dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini,
komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah
dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode
yang membingungkan komunikan.
§ Penyampaian
Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah
diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat
berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
§ Decoding
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami
kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
2.4 Persepsi
Sosial
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi aksi dan
reaksi dalam situasi sosial adalah persepsi sosial. Persepsi Sosial sebenarnya
adalah kesadaran individu akan adanya orang lain atau perilaku orang lain yang
terjadi disekitarnya.
Terjadinya persepsi sosial seperti ini, bila kita
bertemu seseorang yang belum kita kenal kita dihadapkan pada banyak sekali
informasi, yaitu: rait wajahnya, penampilan fisiknya, caranya berpakaian,
caranya berbicara, berjalan, memandang orang lain, berjabat tangan, nada
suaranya, dan petunjuk lainnya. Selanjutnya sama dengan proses persepsi dan
pengolahan informasi yang terjadi dalam diri kita, tidak semua informasi
tersebut mendapat perhatian yang sama. Hanya informasi tertentu yang kita
perhatikan untuk menjelaskan ransang. Proses ini disebut pembentukan kesan
(impression formation). Apa saja yang mempengaruhi pembentukan kesan ini?
a.
Stereotip
Pandangan kita tentang ciri-ciri tngkah laku dari
sekelompok orang tertentu, entah itu kelompok kelas ekonomi, jenis kelamin,
etnis, dan lain-lain, sangat mempengaruhi kesan pertama kita. Kalau kita
bertemu seorang kenalan baru yang kebetulan seorang Batak, maka gambaran
streotip tentang ciri-ciri perilaku orang Batak merupakan salah satu sumber
informasi yang kita pakai untuk menilai kenalan tersebut.
b.
Persepsi
diri
Pandangan kita terhadap diri kita sendiri ternyata
juga sangat mempengaruhi pembentukan kesan pertama kitaOrang asing yang
dianggap mempunyai banyak ciri yang sama dengan kita akan memberikan kesan yang
amat berbeda dibanding seorang asing yang sama sekali berbeda dari kita.
c.
Sikon
yang ada (setting)
Bila kita bertemu seorang yang tidak kita kenal di
sebuah lorong gelap, penilaian kita terhadap orang itu cenderung negatif,
apalagi kalau kita sedang ketakutan.
d.
Ciri-ciri
yang ada dalam diri orang itu
Daya tarik seseorang misalnya jelas sangat
mempengaruhi kesan pertama. Disamping itu, ciri-ciri perilaku yang sesuai
dengan suatu trait yang dihargai oleh masyarakat umum (misalnya: sopan santun,
lemah-lembut).
e.
Atribusi
Bila kesan pertama terbentuk, maka kita akan
menerapkan penilaian itu pada pribadi kenalan baru kita tadi.
2.5 Kecerdasan
Interpersonal
Howard Gardner (1993) mengemukakan
bahwa kecerdasan seseorang
meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa,
kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
Kecerdasan
interpersonal adalah
kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain.
Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu
memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan interpersonal juga
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berlangsung antar dua pribadi,
mencirikan proses-proses yang timbul sebagai suatu hasil dari interaksi
individu dengan individu lainnya.
Kecerdasan
Interpersonal ini
juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, selain kemampuan
menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti
memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan antarteman, memperoleh simpati
dari peserta didik yang lain, dan sebagainya.
2.6 Daya
Tarik Interpersonal
Apa yang menyebabkan individu tertarik untuk terus
melanjutkan hubungan dengan seseorang? Apa yang menyebabkan seseorang tidak
menyukai orang lain dan membatasi hubungan dengan seseorang?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini berusaha dijawab oleh para psikolog dalam
berbagai penelitian di bidang interpersonal attraction (daya tarik antar
pribadi)
Menurut Baron dan Byrne daya tarik interpersonal
merupakan evaluasi seseorang terhadap oranglain secara positif maupun negatif.
Ada dua pendekatan yang menjelaskan terjadinya peristiwa ini. Pendekatan
pertama mendasarkan teorinya pada aspek-aspke belajar (reinforcement)
Pendekatan kognitif, seperti yang dilakukan oleh
Fritz Heider dan Theodore Newcomb mendasarkan formulasi teorinya pada hubungan
antara Pribadi-Oranglain-Objek atau Person-othe Object ( P – O – X ). Mereka
menyatakan bahwa evaluasi kita terhadap segala hal, termasuk orang lain, didasarkan pada
perasaan postif atau negatif yang sedang kita alami saat itu. Secara ringkas
teori ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Setiap
stimulus dapat diidentifikasi sebagai suatu ganjaran atau hukuman. Kita belajar
untuk berperilaku guna mendapat ganjaran dan sedapat mungkin menghindari
hukuman.
2.
Stimulus
yang merupakan ganjaran menimbulkan perasaan positif dan yang merupakan hukuman
menimbulkan perasaan negatif. Perasaan ini merupakan suatu kontinum dari
ekstrim positif sampai ekstrim negatif.
3.
Evaluasi
terhadap stimulus tertentu sebagai baik atau buruk, menyenangkan atau tidak
menyenangkan tergantung dari perasaan yang ditimbulkannya, negatif atau
positif. Kuatnya perasaan ini tercermin dari semakin baik/buruknya evaluasi
kita.
4.
Melalui
suatu proses conditioning sederhana, rangsang-rangsang yang netral bila
dihubungkan dengan ganjaran dan hukuman akan mempunyai kapasitas untuk
menimbulkan perasaan positif atau negatif, oleh karena itu ajan disukai atau
tidak disukai. Bila rangsang itu adalah seorang individu, maka ia mengalami hal
yang sama. Beberapa faktor yang mempengaruhi interpesonal attraction, adalah:
a.
Kesamaan
sikap. Orang cenerung menyukai orang lain yang mempunyai sikap yang sama.
Semakin besar kesamaannya, semakin kuat daya tariknya.
b.
Daya
tarik fisik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa daya tarik fisik sangat
mempengaruhi kesan pertama.
c.
Respons
afektif pada pihak orang lain. Perasaan orang lain terhadap kita ternyata
mempunyai kekuatan yang cukup besar.
d.
Sikon
yang ada. Diantaranya yang telah banyak diselidiki adalah jarak fisik.
2.7 Sikap
dan Prasangka
Dibagian awal, sudah membahas masalah bagaimana
seseorang bisa mempunyai kesan tertentu terhadap orang lain yang baru
dikenalnya. Dalam kedua peristiwa ini, selalu terdapat suatu proses evaluatif
terhadap perilaku orang lain.
Secara sangat sederhana, Crider menyatakan bahwa evaluasi positif maupun negatif terhadap
orang, objek, peristiwa, atau ide-ide tertentu, sepeti yang terjadi dalam
proses diatas, disebut sikap. Secara lebih terinci Baron, Byrne dan Kantowitz menyakan bahwa sikap adalah sekelompok
perasaan, keyakinan, dan kecenderungan-kecenderungan berperilaku yang bersifat
relatif tahan lama, atau isu tertentu. Dari kedua batasan diatas, kita
sekaligus merinci komponen yang ada dalam suatu sikap:
1.
Komponen
kognitif. Sikap melibatkan proses evaluatif, baik membandingkan, menganalisis,
atau mendayagunakan pengetahuan yang ada untuk memerikan sesuatu rangsang
2.
Kompenen
afektif. Sikap melibatkan perasaan senang dan tidak senang serta perasaan
emosional lain sebagai akibat/hasil dari proses evaluatif yang dilakukan.
3.
Komponen
perilaku. Sikap selalu diikuti pola perilaku tertentu. Ketidak cocokan perilaku
seseorang dengan sikapnya (disebut disonansi sikap), akan menimbulkan berbagai
masalah psikologis bagi individu yang bersangkutan sehingga ia akan berusaha
mengubah sikapnya atau perilakunya.
Sikap yang melibatkan perasaan-perasaan negatif
terhadap objek inilah yang biasa disebut sebagai prasangka.Sikap maupun
prasangka merupakan hasil dari proses belajar. Proses belajar ini dapat terjadi
karena pengalamannya sendiri dalam objek-objek sikapnya, tetapi juga dapat
diperoleh karena orangtua atau masyarakat (termasuk sekolah) dan sumber-sumber
lain (buku, film, dan lain-lain) mengajarkan fakta-fakta tertentu mengenai
objek sikap tersebut. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk mengubah sikap
(terutama negatif) adpat dilakukan juga melalui proses belajar. Meskipun
demikian, telah dibuktikan berkali-kali bahwa perubahan kognitif yang tidak
disertai dengan perubahan afektif, tidak akan menghasilkan perubahan tingkah
laku.
BAB
III
PENUTUP
3.1
kesimpulan
Dari
berbagai definisi mengenai interaksi sosial, persepsi sosial, desonansi sikap,
dan lain-lain. Ternyata ada begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi
berjalannya interaksi sosial. Namun interaksi sosial sangatlah penting dipahami
oleh tiap individu, karena pada dasarnya manusia berkomunikasi adalah untuk
mempengaruhi sesamanya. Entah untuk alasan didengar, dimengerti, atau apapun.
Untuk itulah, interaksi yang baik dapat mempengaruhi maksud dan tujuan dari apa
yang ingin kita sampaikan pada lawan bicara kita.
3.2 Saran
Dari
hasil makalah ini kita sebagai makhluk social harus lebih baik lagi
berinteraksi dengan lingkungan, karena ini merupakan stu kesatuan yang sangat
penting yang tidak dapat dipisahkan dari hidup kita. Kita tidak dapat hidup
tanpa orang lain. Dan dalam berinteraksi
kita harus menetahui lawan dari bicarakita dan disesuaikan dengan kondisi
maupaun keadaan yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Irwanto (2002). Psikologi Umum. Jakarta: Penerbit PT
Prehallindo
Ali. 2004 .Interaksi
antar Manusia. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka
27 mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar